Wednesday, October 2, 2013

Para calon Instruktur Kunjungi Universitas Multimedia Nusantara

September 30, 2013 : by Debora Thea / Universitas Multimedia Nusantara News Service


Dalam rangka menambah ilmu sebagai calon instruktur, peserta diklat dari STPI menunjuk UMN sebagai sarana pembelajaran, Senin (30/9).

“Kunjungan ini tujuannya untuk mendidik dan membina peserta diklat yang diarahkan untuk menjadi instruktur yang baik, berkompeten dan memiliki sertifikat keinstrukturan. Jadi para peserta setelah lulus berhak mengajar di wilayahnya masing-masing,” jelas Pak Karsono, Koordinator Penyelenggara Diklat Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara. 

Sebanyak 18 orang calon instruktur yang datang ke UMN merupakan peserta diklat STPI angkatan ke-50 yang berasal dari berbagai daerah dan latar belakang. UMN dipilih sebagai sarana pembelajaran dengan beberapa alasan. “Kita mau lihat bagaimana profil UMN, apa sih produk-produk unggulannya, fasilitasnya apa. Biar nantinya ada perbandingan jika para peserta pulang ke daerah masing-masing,” tutur Pak Karsono. 

Di awal kunjungan, mereka diperkenalkan pada UMN melalui video company profil, dan ilmu mengenai teknologi informasi oleh Dr. P.M. Winarno. Setelah itu diajak untuk campus visit melihat fasilitas UMN dimulai dari ruang kelas, studio brodcasting, kantin, lecture theatre, laboratorium hingga business incubator.

“Saya tertarik sekali dengan gedungnya yang desainnya unik dan futuristik, fasilitasnya juga bagus menunjang untuk perkuliahan. Untuk presentasi tentang teknologi juga menambah ilmu saya. Mudah-mudahan nantinya bisa diaplikasikan di tempat kerja kita masing-masing dan bisa mengikuti apa yang sudah dilakukan di sini,” jelas Anissa, salah satu peserta diklat. (*)


 

DKV Against The Titans

September 30, 2013 : by Debora Thea / Universitas Multimedia Nusantara News Service

Diselenggarakan selama sepekan, event DKV ini menyuguhkan berbagai lomba berbasis kreatifitas dengan hadiah-hadiah yang menarik. 

Dimulai sejak Senin (23/9) di lobby UMN, Against The Titans ini mengadakan lomba-lomba seputar dunia desain komunikasi visual seperti drawing, illustration, comic making, digital painting, photography, 3D visualization, sculpting dan costume design.  Perlombaan digelar secara terbuka, di mana peserta langsung mengerjakan karya mereka di tempat saat itu juga, dengan batas waktu yang telah ditentukan. Penonton pun dapat menyaksikannya secara langsung. Yang menarik ialah peserta tidak hanya dari kalangan mahasiswa tetapi dosen pun ikut berpartisipasi.

Bukan hanya perlombaan saja tapi ada juga seminar-seminar dengan topik yang berbeda di setiap harinya. Adapun sponsor dari event ini ialah Pixelindie, Wacom, Canson, Staples dan Datascrip. Beberapa di antaranya membuka stand dan ikut meramaikan lobby. Puncak acara dilaksanakan pada Jum’at (27/9) di mana dipilih pemenang dari masing-masing kategori lomba. Tidak ada juri khusus, para pengujung lah yang memegang andil dalam menentukan siapa pemenangnya dengan cara voting. Mereka diberikan post-it untuk ditempelkan pada karya yang mereka sukai. Dan berikut nama peserta yang berhasil menyandang juara :
Illustration & Drawing
  • Juara 1 : Natasha Cindy  
  • Juara 2 : Yulio
  • Juara 3 : Stefanus
  • Juara 4 : Rimanti
  • Juara 5 : Brigitta  
Digital Painting
  • Juara 1 : Dimas Ari
  • Juara 2 : Cecilia
  • Juara 3 : Oriska
Photography
  • Juara 1 : Caroline Natasha
  • Juara 2 : Angelica Andriani
3D Visualization
  • Juara   : Yudi
Sculpting
  • Juara   : Willy
Comic Making
  • Juara   : Angelica
Selamat bagi para pemenang dan segenap panitia Against The Titans. Teruslah berkarya dengan event menarik lainnya! (*) 

Stop Tawuran dengan Kreativitas

September 28, 2013 : by Debora Thea / Universitas Multimedia Nusantara News Service

Berangkat dari kasus tawuran antar pelajar di tahun 2012, Ganesha ITB 83 Foundation mencanangkan gerakan anti tawuran dengan menggunakan media berbasis kreatifitas yang merangkul mahasiswa-mahasiswi jurusan DKV di seluruh Indonesia.

Peristiwa tawuran antara pelajar SMA 70 dengan SMA 6 yang memakan korban jiwa serta tawuran yang terus menerus terjadi hingga saat ini, menjadi suatu keprihatinan yang akhirnya mendorong alumni ITB ‘83 khususnya prodi DKV untuk melakukan kampanye sosial dengan membuat poster. Gerakan yang dimulai sejak tahun lalu ini merupakan gerakan pertama yang melibatkan mahasiswa-mahasiswi DKV dalam jumlah besar. 

“Kami mengajak dan menghimbau civitas DKV seluruh Indonesia untuk ramai-ramai membuat poster. Ternyata animo dan partisipasi mahasiswa DKV ini membanggakan dan membahagiakan karena telah terkumpul 1500 poster,” jelas ibu Uci, perwakilan dari Ganesha ITB ’83.  

Poster-poster yang telah diterima dipilih berdasarkan beberapa kriteria tertentu untuk didokumentasikan ke dalam sebuah buku. “Poster yang dimuat tentunya tidak menjiplak, tidak terlalu vulgar atau mengandung unsur violence maupun berdarah-darah. Banyak yang mengirimkan karya dengan memperlihatkan darah dan kekerasan. Kita menyeleksi berdasarkan hal itu, bukan karena bagus atau tidak bagus. Karena ini merupakan gerakan pertama maka semua yang berpartisipasi kita berikan apresiasi,” ungkap ibu Uci. Bagi karya yang tidak ada di buku, telah dipamerkan dalam poster sepanjang 500 meter. 

Dari seluruh partisipan, civitas UMN boleh berbangga karena memiliki partisipan terbanyak. Jumlah mahasiswa-mahasiswi yang ikut sekitar 150 mahasiswa dengan 76 karya yang dibukukan. Ibu Uci juga memiliki kesan terhadap karya-karya anak UMN.

 “So far karya-karyanya bagus, lucu, simple dan komunikatif, meskipun ada beberapa yang hasilnya masih kurang maksimal. Diharapkan di kegiatan selanjutnya teman-teman dari UMN bisa mengerjakan semuanya dengan passion sebagai seorang desainer grafis. Dalam situasi apapun seorang DG harus siap mengkomunikasikan dengan visual, dengan kata-kata, dengan apapun. Mereka yang harusnya ada di depan. DKV adalah ujung tombak kampanye sosial,” kata beliau. 

Poster book ini akan disumbangkan ke perpustakaan SMA dan SMK di DKI Jakarta dan juga sudah diterima oleh Pak Jokowi. Beliau berjanji untuk melanjutkan gerakan tersebut dan memuji bahwa karya-karya para mahasiswa luar biasa. 

Untuk ke depannya, gerakan ini akan tetap dipertahankan yaitu dengan Peace Festival yang rencananya akan diselenggarakan tahun depan. Lalu akan ada pembuatan networking bagi anak DKV antar universitas di seluruh Indonesia sehingga mereka bisa saling terhubung. “Kita sama-sama bergabung dalam satu momen membuat satu gerakan untuk isu tertentu. Ini bisa menjadi sumbangan atau karya bakti DKV untuk bangsa,” tutur ibu Uci. (*) 


How To Be a Casting Director

September 28, 2013 : by Debora Thea / Universitas Multimedia Nusantara News Service

Seorang casting director ternyata tidak hanya menilai aktor dan aktris dari kemampuan aktingnya saja, tetapi ada hal-hal lain yang lebih penting dalam menentukan pemain yang tepat. 


“Ada tiga hal yang perlu dipikirkan oleh casting director dari seorang aktor. Pertama aktingnya, kedua produksinya dan ketiga manajemennya. Kita butuh aktor yang buka hanya jago akting tapi juga personality yang baik supaya tidak menyusahkan sewaktu produksi. Maka itu harus digali potensi-potensi yang ada di balik penampilan aktor,” jelas Bowie Budianto, Ketua Asosiasi Casting Indonesia (ACI) dalam seminar CASTING DKV di Lecture Hall UMN, Selasa (24/9) lalu. 

Dalam sharingnya, Bowie menjelaskan bahwa para casting director bertanggung jawab langsung kepada produser dan sutradara atas pemain yang mereka pilih. “Kita bertindak seperti HRD, harus tau menempatkan orang di posisi yang tepat dan waktu yang tepat,  jago negosiasi, dan bisa menjual pemain. Kita perlu paham kondisi dunia selebritis supaya bisa tau seperti apa posisi pemain di mata masyarakat dan apakah sang sutradara mampu untuk mendirect pemain seperti ini.” 

Sebelum menetapkan aktor atau aktris untuk suatu peran, casting director sebagai orang pertama yang menerima skrip dari sutradara dan produser, harus membaca skrip tersebut berulang kali. Hal ini dibutuhkan karena bukan hanya sekedar tau suatu karakter dalam skrip seperti apa, tapi juga bagaimana karakter tersebut bisa berinteraksi dengan karakter lain serta adakah perkembangan karakter. Setelah itu baru melakukan casting

Bowie juga mengutarakan bahwa casting director di Indonesia memiliki tugas yang ‘lebih berat’ dibandingkan dengan di luar negeri. “Banyak aktor kita yang tidak melakukan riset lebih dulu tentang karakter yang akan mereka perankan saat casting. Istilahnya kita manggil mereka dan kita 'suapin'. Kita kasih skrip dan kita juga yang explain ke mereka bagaimana sih karakternya, gimana cara memerankannya. Sedangkan kalau di luar negeri, para aktor telah melakukan PR mereka itu sendiri, sehingga sudah siap saat mau casting.” 

Seminar tersebut turut dihadiri oleh casting director film Habibie & Ainun yang turut membagikan pengalamannya ketika mencasting dan akhirnya menetapkan Reza Rahardian sebagai Habibie. Diharapkan mahasiswa-mahasiswi DKV yang telah hadir kemarin mendapatkan ilmu yang bisa diaplikasikan ketika akan mencasting orang saat membuat film. (*)  


Universitas Multimedia Nusantara Bekerja sama dengan PT Tridinamika

September 27, 2013 : by Chininta Rizka Angelia / Universitas Multimedia Nusantara News Service

“Kami senang dengan hasil kerja mahasiswa UMN. Ada salah satu diantara mereka yang akan kami rekrut, Samuel. Ia sudah melewati proses interview dan tes membuat program, dia lolos. Ketika magang pun, dia membuat sebuah sistem Human Resources untuk perusahaan kami, dan hasilnya bagus sekali”, ujar Adit.


Universitas Multimedia Nusantara (UMN) menambah daftar perusahaan yang menjadi rekanannya. PT Tridinamika Jaya Instrument yang bergerak di bidang Industrial Supplier melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Universitas Multimedia Nusantara pada Jumat (27/9) di Ruang Rapat Rektorat UMN.
Penandatanganan ini dilakukan oleh Prof.DR.Muliawati Siswanto, M.Eng.Sc selaku Wakil Rektor bidang Hubungan dan Kerja Sama, dengan Aditya Minarto selaku Managing Director PT Tridinamika.

Dalam rangka mendukung pembangunan Indonesia melalui jalur pendidikan tinggi, PT Tridinamika memberikan kesempatan bagi mahasiswa UMN untuk melakukan kerja magang (internship), kerja libur, kerja setelah lulus, dan beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi.

Kerja sama ini berawal dari kinerja 5 mahasiswa UMN yang sudah melakukan praktik kerja magang di perusahaannya. “Kami senang dengan hasil kerja mahasiswa UMN. Ada salah satu diantara mereka yang akan kami rekrut, Samuel. Ia sudah melewati proses interview dan tes membuat program, dia lolos. Ketika magang pun, dia membuat sebuah sistem Human Resources untuk perusahaan kami, dan hasilnya bagus sekali”, ujar Adit.

Universitas Multimedia Nusantara sebagai universitas pertama yang menjalin kerja sama dengan PT Tridinamika menyambut baik kerja sama ini. “Kami juga senang sekali PT Tridinamika puas dengan kinerja mahasiswa kami, bahkan mau merekrut meskipun ia belum lulus. Semoga kerja sama ini bisa terus berjalan baik”, ujar Prof.Mul.

PT Tridinamika adalah distributor resmi atau agen tunggal dari berbagai produk di bidang alat tes dan alat ukur (test and measurement) yang sudah dipercaya oleh berbagai industri di Indonesia. Perusahaan ini dipercaya oleh berbagai brand terkenal dari berbagai penjuru dunia, diantaranya Ac Power, Aeroqual, Agilent Technologies, Amprobe, Cometech, Comsys, Emscan, Flir, Fluke, Geotech, Gw Instek, Hioki, Hukseflux, IMR, Kairos, Kanomax, Katronic, Kikusui, Kyoritsu, Lecroy, Lutron, Megger, Newcon Optik, Piecal, PSL, Saphymo, Siglent, Tektronix, Trotec, dan masih banyak lagi. (*)



Jasa Layanan Akuntansi dan Pajak Universitas Multimedia Nusantara Diresmikan

September 26, 2013 : by Debora Thea / Universitas Multimedia Nusantara News Service


Dengan penandatanganan MoU dan pengguntingan pita oleh Kepala Kanwil Dirjen Pajak Banten dan Rektor UMN, Accounting & Tax Centre di C 212 telah resmi dibuka dan siap beroperasi. 


Hari ini, Kamis (26/9), Dirjen Pajak Banten mengesahkan layanan akuntansi dan pajak UMN yang telah diperkenalkan beberapa hari yang lalu. Dengan ini, mahasiswa dan masyarakat di sekitar Tangerang sudah dapat mengunjungi ruang 212 di Gedung C UMN untuk menikmati jasa yang disediakan mulai tanggal 1 Oktober. 

Acara peresmian ini dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Banten Dr. Muhammad Haniv beserta jajarannya. Penandatanganan MoU dilaksanakan di Gedung Rektorat Lantai 9, di mana Dr. Ninok Leksono mewakili UMN dan Dr. Muhammad Haniv mewakili Dirjen Pajak. 

“Tax Centre ini menjadi perpanjangan tangan kita di direktorat jendral pajak, dalam hal sosialisasi maupun konsultasi untuk para wajib pajak. Kita (dirjen pajak) ini dari SDM masih kurang dan kepatuhan wajib pajak juga rendah. Karena permasalahan-permasalahan inilah kita butuh bantuan dari pihak lain,” jelas Pak Haniv. 

Melalui layanan ini, mahasiswa dan mahasiswi mendapatkan kesempatan untuk learning by doing. Mereka dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan dengan terjun langsung membantu petugas pajak melayani pengunjung. “Mereka juga dapat bantu kita dalam sensus pajak nasional di wilayah sekitar Tangerang, dengan membawa form dan mendatangi rumah-rumah atau ruko karena tenaga kita tidak cukup mampu untuk mendatangi semuanya. Hal ini sekaligus sebagai upaya untuk mengenalkan UMN ke luar,” tutur Pak Haniv. 

Tujuan lain dari kerjasama ini antara lain sebagai media konsultasi bagi mahasiswa  untuk meningkatkan pemahaman mengenai perpajakan dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Accounting & Tax Centre, serta untuk menyebarkan informasi perpajakan kepada masyarakat sehingga dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya dalam bidang perpajakan. Penyebaran informasi ini bisa melalui brosur maupun program-program pelatihan yang melibatkan warga. (*) 


Lomba Foto Maraton Ala Canon

September 26, 2013 : by Debora Thea / Universitas Multimedia Nusantara News Service


Event yang akan diselenggarakan di Jakarta bulan Oktober mendatang ini bisa menjadi sebuah ‘penyegar’ dari lomba fotografi yang biasa. 


Ini bukan lomba foto biasa sehingga tidak diberi judul photo contest. Lalu apa itu foto maraton? Bukan berarti foto sambil berlari, tapi merupakan lomba yang dilakukan selama sehari dari pagi hingga sore hari. “Di pagi hari akan diberikan tema pertama, lalu siang hari diisi dengan acara foto lainnya seperti foto model dan foto otomatif. Barulah siang menjelang sore kita berikan lagi tema foto kedua. Lomba foto yang bisa diikuti oleh fotografer ya di dua tema ini,” ungkap Marselinus Tjhai, Asisten Marketing Manager untuk Canon Consumer Product dari Canon Division. 

Canon Photo Marathon Indonesia merupakan bagian dari rangkaian Canon Photo Marathon Asia yang diselenggarakan di 5 negara seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, India dan Indonesia. Dari negara-negara tersebut, Indonesia menjadi sorotan dari semua negara karena selalu punya peserta fotografer yang paling banyak. “Tahun 2010, kita pernah mendapatkan penghargaan MURI dengan peserta terbanyak yakni 2000 orang dalam satu tempat lomba,” jelas Marsel. 

Acara juga akan diisi dengan workshop oleh fotografer papan atas serta beberapa selebriti. Seperti tahun sebelumnya, Canon Photo Marathon Indonesia diselenggarakan di 3 kota yakni Surabaya (28 September di Surabaya Town Square), Jogjakarta (6 Oktober di Gembira Loka Zoo) dan Jakarta (12 Oktober di Cilandak Town Square). 

Lomba ini terbuka untuk segala kalangan dan usia, termasuk para pelajar dan mahasiswa. “Kita melihat jumlah peserta pelajar dan mahasiswa meningkat. Maka dari itu kita berpikir di tahun ini kita coba untuk memfasilitasi mereka untuk diberikan jalur khusus kepesertaan,” kata Marsel. Dan salah satu referensi universitas yang Canon tuju ialah UMN. “UMN punya beberapa mata kuliah dan fakultas yang berkenaan dengan fotografi. Kita juga melihat UMN dengan Kompas Gramedia, sehingga basis fotografernya pasti banyak.” 

Bekerja sama dengan UKM Obscura, Canon mengajak mahasiswa-mahasiswi UMN untuk turut berpartisipasi. Hingga pendaftaran ditutup pada Rabu (25/9), jumlah peserta dari UMN telah mencapai 50 orang termasuk anggota Obscura sendiri. “Semoga mereka semakin berani untuk menunjukkan karya-karya mereka dan lebih berminat dengan fotografi. Siapa tau ada beberapa pemenang dari 50 anak itu,” ungkap Hanan Cinthya, Wakil Ketua Obscura. 

Meskipun penyelenggaranya adalah Canon tapi tidak diharuskan menggunakan kamera Canon, bisa kamera apapun kecuali kamera handphone.  Selamat berlomba dan have fun! (*)